Light Become Dark
Setiap orang berharap hidupnya
berakhir bahagia seperti yang kuharapkan
sekarang.
aku tak tau kalimat itu
sajalah yang kupikirkan selama beberapa waktu ini. aku ingin menangis sepanjang
malam dan tak tau apa yang harus ku lakukan. seperti terbangun dari mimpi suram
itulah yang kurasakan.
“kirin….kirin” kutersadar dari lamunan ku ketika seseorang
mengguncangkan tubuh ku.
“jesicca, apaan sih ganggu
aku yang lagi fokus aja ” balas ku dengan wajah sebal.
“heh..fokus kamu bilang? Palingan
kamu ngelamunin kak chiko kan….wkwkwk” balasnya sambil tertawa terbahak-bahak
“ya… gak lah ya kali aku
mikirin chiko, aku bukan seperti kalian yang hanya mandang cowok dari
penampilannya saja” balasku dengan wajah sinis tak terima.
“awas kamu mikirin kak
chiko…kak chiko tu dah jadi milik sekarang dan selamanya” ucapnya dengan
percaya diri.
“iya deh ….chiko tu milik kamu, tapi kamu harus…”ucapan
ku terhenti ketika terdengar bel menandakan jam istirahat telah usai, “ jes..
ayok masuk kelas” ajak ku ke jesica.
“ehh no…no… kamu harus
lanjutin …aku harus apa hehh?” jegatnya ketika ku ingin masuk ke kelas.
“ ntar ja deh jes kita
lanjutin, ini kelas pak killer ntar kita gak dikasih masuk….ayok cepat” kutarik
tangan jesica tuk mengikut aku.
Bel pulang pun berbunyi
“akhirnya kita bisa juga kluar dari kelas pak
killer” ucap jesica senang.
“cieee kirana yang dah jadian ma kak
chiko”ucap Diana gembira
“apaaaa…jadian?” ucap jesica
dengan nada terkejut tak percaya
”ya iyalah jadian…emang
kenapa kamu cemburu?”Tanya Diana dengan nada sinis.
“ya gk lah Cuma terkejut
aja…kenapa kak chiko mau sama cewek mentel kek kamu” balas jesica dengan nada sinis
Kirin POV
Aku terkejut dengan pandangan
yang kutatap sekarang , sahabat ku jesica dengan wajah merah padamnya berlari
tanpa menghiraukan ku. Seperti tak percaya baru kali ini kulihat wajah serius
jesicca yang tak menghiraukan siapapun disekelilingnya.
Pov end
“jesica…jesica…tunggu aku”
teriak ku sambil berlari mengejar jesica.
Tak ada jawaban yang terdengar
kuterus berlari menyusuri
anak tangga yang dilalui jesica …berharap ia akan berhenti dan mendengarku tapi
nihil… ia terus berlari hingga sekarang aku baru sadar jika aku telah berada di
atap sekolah.
“jesicaaa….” Teriak ku
“berhenti di situ kirin” jawabnya
dengan nada tersedu-sedu
“jangan lakuin ini
jesica…untuk apa kamu menghancurkan diri kamu demi bajingan itu ….sadar
jes…sadar” ucap ku tak sadar ntah sejak kapan air mata ku telah bercucuran
sebegitu derasnya.
“bajingan?” ucapnya samar
Terdengar tangisnya yang
semakin keras.
“ya dia memang lelaki
bajingan dan dengan bodohnya aku telah terjerat olehnya” ucapnya dengan nada
yang tak begitu jelas
Ku terpaku dengan kata
terjerat seakan kutak siap tuk mendengarkan kata-kata selanjutnya ….hawa
negatiflah yang telah terpikirkan oleh ku.
“terjerat apa yang kau maksud
jesica” Tanya ku dengan tangis yang tak terbendung lagi
“aku telah hancur kirin…aku
hancur,lebih baik aku mati kirin …lebih baik aku mati” ucapnya dengan
melangkahkan kakinya satu langkah lebih maju.
“jangan jesica…. Ku berlari
dan menangkap tangan kirinya kumohon bertahanlah jes” tangisku tak tertahan lagi rasanya
seperti ingin meninggalkan dunia ini
“lepaskan aku kirin…lepaskan”
jawabnya dengan nada membentak
“tidak kamu tidak bisa
berakhir seperti ini jes” jawabku dengan tegas ..tapi tangan ku tak sanggup
lagi menahan berat ini
Kerumunan orang di bawah
melihat kejadian ini dengan terkejutnya dan bersorak – bersorak
“lepaskan kirin…aku tak sanggup
dengan hal yang akan menimpaku selanjutnya lebih baik aku mati” katanya dengan
nada pasrah
“tidak …kamu harus selamat
jes” jawab ku tapi kekuatanku bertolak belakang dengan ucapan ku…rasanya
kekuatan ku telah habis, ingin kulepaskan beban ini tapi ku tak sanggup lagi
sepertinya bandan ku juga akan terangkat dan jatuh.
“jes sepertinya kita akan
mati bersama” ucapku dengan senyuman yang menghiasi wajah ku.
“tidak rin kamu harus tetap
hidup” ucapnya
Tiba-tiba kurasakan tangan
seseorang melingkar di pinggang ku dan menarik tubuh ku dengan tenaga kuatnya
,memastkan ku berada di posisi yang aman, tangan nya pun beralih ketangn ku
yang sedang menarik tangan jesica dan ia menarik tangan jesica dengan sekuat
tenaga
“jesica kau selamat “ kupeluk
jesica dengan sekuat tenaga ku seakan aku tak ingin kehilangan dirinya lagi
“hentikan rin kau membuatku
kehilangan nafas”jawabnya dengan tersegal-segal
“maaf “ mata ku beralih dan
tersadar seseorang menatap kebahagian kami dengan intens
“terima kasih telah
membantuku menyelamatkan sahabat ku” ucapku dan tak sadar jika kedua tangan ku
telah melingkar di pinggangnya
“kirin apa yang kau lakukan” Tanya jesica yang
membuatku tersadar.
“maaf” aku terlalu bahagia
ucapku pada lelaki yang baru saja kipeluk tu
“tidak apa-apa , aku akan
membantumu setiap saat agar kau selalu melingkarkan tanganmu di pinggang ku”
jawabnya dengan mantap dan membuat ku berinding
Kami masih terpaku dalam diam
“namaku William, aku murid
pindahan baru disekolah ini”ucap nya dan mengulurkan tangan nya kearah ku
“ehhemm kirin” ucapku dan
membalas uluran tangannya, dia menggenggam tanganku dengan erat dan nyaman.
“ehemm apakah kau tau mau
mengetahui nama ku” Tanya jesica kepada willian membuat aku tersadar dan narik
tangan ku
“ya tentu…william”ucapnya pada
jesica
“jesica”jawab jesica dan
menggengam tangan William dengan erat
“sudah cukup perkenalannya
,,,sebaiknya kita pulang sekarang dan kamu harus istirahat dan menjernihkan
pikiran mu jes…kamu juga harus jelasin apa yang seharusnya kamua jelasin pada
ku sebelum kamu melakukan hal konyol ini “ ucap ku pada jesica yang membuat dia
terdiam tanpa kata dan menurut saja pada ku.
“kami duluan ya.. wiliam,,
sekali lagi terima kasih banget dah bantu kami”ucaku sambil menunduk.
Home sweet home
“kirin gimana kelas mu hari
ini”Tanya ayah
“baik-baik saja”jawab ku
seolah enggan tuk melanjutkan percakapan ini
Dan belalu begitu ja dari
hadapan ayah.
Kuhempaskan tubuhku ke kasur,
seolah-olah ini terpat ternyaman di dunia
kantuk ku tak tetahankan lagi.
School
“hey honey”ucap seseorang
yang sontak membuat ku terkejut akibat tangan melingkar di pinggang ku
“eh don…apaan sih kan malu
diliatin temen-temen yang lain”ucapku dan langsung melepaskan tangannya, ntah
mengapa pelukan ini tak nyaman seperti pelukanku saat bersama William
“kamu kenapa sih sayang kok
jadi beda gini, apa aku ada buat salah?”ucapnya dengan wajah bingung
“gak kok don,,kita masuk
kelas ja yuk” ucapku sambil menarik tangannya. Doni pun berjalan disamping ku.
Saat aku memasuki kelas, smua
teman pada ricuh dikelas
“ehh ada pa ini kok smua
kalian pada rebut sih”
to be continued.................
ccjs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar