Pengikut

Kamis, 13 Juli 2017

Indah pada waktunya

Indah pada waktunya
Akhir yang bagus tidak selalu ditentukan oleh awal yang bagus, begitu juga dalam permulaan kehidupaan kita di dunia ini
Terlahir di keluarga sederhana tak membuat ku terlihat buruk. kasih sayang dari kedua orang tualah dan pendidikan moral selalu menjadi santapan sehari-hari bagi ku, akan tetapi semua berbanding terbalik dengan yang dilakukan orang tuaku dalam kehidupannya yang terkadang membuatku tak nyaman tuk berdiam dirumah.
Hari ini adalah hari yang ku nanti dimana aku dapat bebas dari kekangan orang tua ku. Dan menjadi mahasiswa pertanian seperti yang ku cita-citakan slama ini. Meskipun tidak di univesitas ternama.
Seorang teman datang menghampiri ku dan mengulurkan tangannya”hei,goranhu risma” ku balas dengan senyuman dan membalas genggaman tangan dan berkata”goranhu risdeliana saragih”
Rismalah yang menjadi temanku di Universitas ini,kami melakukan segala hal bersama-sama.Aku sering berdiam di tempatnya begitu juga sebaliknya.
Dikarenakan setiap tahunnya universitas selalu mengadakan ingaurasi bagi mahasiwa baru, aku dan risma pun ikut berpartisipasi dan tak disangka-sangka ataupun takdir mempertemukan kami

Diriku bertemu dia yang mempesona….
Tapi ntah mengapa dia lah yang menjadi batu sandungan bagiku.cinta yang panas membuat kami terjerat dengan malam yang panas pula. Yang menghancurkan masa depan dalam semalam.
Ketelatan ini membuat ku tak sanggup lagi membendung semua ini akhirnya ku beritahu pada orang tua    ku. Rasa kecewalah yang tampak diwajah orang tua ku, tetesan air mata ibu ku pun tak terbendung lagi. “mak..ee maafkan aku karena tak dapat menjaga amanah mu”sujud ku di kaki ibu ku. “Siapakah bajingan yang beraninya melakukan ini pada putri ku. Siapa nama bajingan itu”teriak bapakku sampai menhancurkan kursi plastik di ruang tamu.
Diriku tercegang melihat yang terjadi di hadapan ku. membuat jantung ku berdebu kencang sampai ingin mati rasa. “pak maafkanlah anak mu ini”mohon ku pada bapak ku. ”tiada maaf bagimu”balas bapak ku dengan air mata yang hampir sampai di pelupuk mata ku yang tak tertahankan lagi. Yang membuatnya masuk kekamar,hanya suara benturan kepalan tangan kedindinglah yang terdengar diseluruh sudut rumah. Aku hanya menangis tersedudu seakan  tak ada lagi yang dapat terfikirkan di dunia ini.
Semenjak saat itu bapak ku enggan berbicara kepada ku.yang bembuat ku sedih tak karuan. Ini adalah hari ketiga aku tak masuk kuliah.aku hanya termenung di kamar tak ada yang dapat di lakukan.”Tuhan apakah ini sudah menjadi suratan takdir bagi ku”teriak ku dalam hati.

Aku termenung sepanjang malam di kamar yang gelap hanya pemikiran negatiflah yang menemani diriku. Tak kusangka hp ke bergetar dengan tiba tiba terlihat dilayar itu nama leleki yang telah membuat hidupku jatuh kedalam kenikmatan kehancuran yang terdalam.
“halo,ris”terdengar suara dari hp setelah u menerima panggilan.
“halo”jawab ku
“kenapa kau tak masuk kuliah seminggu ini,apakah kau sakit?”tanyanya
“bukan hanya sakit yang kurasakan bahkan kehancuran yang tak dapat tertepis lagi”jawabku
“apa yang kau maksudkan saying?”tanyanya dengan nada santai nan bingung
“sayang?? Tolong buktikan kata-kata mu itu bajingan”dengan nada setengah berteriak dan isak tangis yang tak terbendung lagi.
“…….(terdiam tanpa kata)”
“kenapa kau diam bajingan, apakah kau pantas menjadi lelaki,karena kau aku merasakan kehancuran….”lanjutku
Tetapi panggilannya telah diputus olehnya.
“aaaaaaaaaaa”teriak ku kulempar ku hp ku kesembarang tempat.
Tangis ku tak terbendung lagi sepanjang malang”tuhan haruskah aku mati dalam dosa yang ku perbuat….Tuhan…tolong bantu hamba mu ini”isak ku dalam tangis.
Pagi yang cerah terulang lagi di hari ini
Tapi hatiku selalu kelam……ingin ku keluar dari kamar tapi ku urungkan niat ku..karena kutak punya alasan tuk hidup lagi..

Suara keras terdengar dari luar kamar……
“untuk apa kaumu dating ke sini bajingan”teriak bapak
Ku lari ke luar kamar. Setibanya di ruang tamu,,tampaklah memar di sisi wajahnya.
“japar??...”ucap ku…ya..benar yang kalian pikirkan japarlah nama lelaki bajingan di panggialn hp ku.
Aku tercenggang ternyata lelaki ini punya nyali juga.
“Ris aku akan bertanggung jawab atas mu”ucapnya dengan keduanya matanya menatap ku dalam.
“apa kau bilang…bagaimana kau bisa menafkai putrid ku bajingan, apakah kau sudah memiliki uang untuk menafkainya?” Tanya bapak ku dengan nada marah
“bapak ku mohon…aku ingin menyelesaikan kuliah ku…aku sudah semester 8 sekarang …selangkah lagi aku akan wisuda pak”sujudku di depan bapak ku.
“hei bajingan apakah kau sudah dengar yang dikatakan putrid ku, sanggupkah kau membiayai kuliah nya”

“utunk saat ini tidak”ucapnya


to be continued..........

ccjs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar