Indah pada waktunya
Akhir
yang bagus tidak selalu ditentukan oleh awal yang bagus, begitu juga dalam
permulaan kehidupaan kita di dunia ini
Terlahir
di keluarga sederhana tak membuat ku terlihat buruk. kasih sayang dari kedua
orang tualah dan pendidikan moral selalu menjadi santapan sehari-hari bagi ku,
akan tetapi semua berbanding terbalik dengan yang dilakukan orang tuaku dalam
kehidupannya yang terkadang membuatku tak nyaman tuk berdiam dirumah.
Hari ini
adalah hari yang ku nanti dimana aku dapat bebas dari kekangan orang tua ku.
Dan menjadi mahasiswa pertanian seperti yang ku cita-citakan slama ini. Meskipun
tidak di univesitas ternama.
Seorang
teman datang menghampiri ku dan mengulurkan tangannya”hei,goranhu risma” ku
balas dengan senyuman dan membalas genggaman tangan dan berkata”goranhu
risdeliana saragih”
Rismalah
yang menjadi temanku di Universitas ini,kami melakukan segala hal
bersama-sama.Aku sering berdiam di tempatnya begitu juga sebaliknya.
Dikarenakan
setiap tahunnya universitas selalu mengadakan ingaurasi bagi mahasiwa baru, aku
dan risma pun ikut berpartisipasi dan tak disangka-sangka ataupun takdir
mempertemukan kami
Diriku
bertemu dia yang mempesona….
Tapi
ntah mengapa dia lah yang menjadi batu sandungan bagiku.cinta yang panas
membuat kami terjerat dengan malam yang panas pula. Yang menghancurkan masa
depan dalam semalam.
Ketelatan
ini membuat ku tak sanggup lagi membendung semua ini akhirnya ku beritahu pada
orang tua ku. Rasa kecewalah yang
tampak diwajah orang tua ku, tetesan air mata ibu ku pun tak terbendung lagi.
“mak..ee maafkan aku karena tak dapat menjaga amanah mu”sujud ku di kaki ibu
ku. “Siapakah bajingan yang beraninya melakukan ini pada putri ku. Siapa nama
bajingan itu”teriak bapakku sampai menhancurkan kursi plastik di ruang tamu.
Diriku
tercegang melihat yang terjadi di hadapan ku. membuat jantung ku berdebu
kencang sampai ingin mati rasa. “pak maafkanlah anak mu ini”mohon ku pada bapak
ku. ”tiada maaf bagimu”balas bapak ku dengan air mata yang hampir sampai di
pelupuk mata ku yang tak tertahankan lagi. Yang membuatnya masuk kekamar,hanya
suara benturan kepalan tangan kedindinglah yang terdengar diseluruh sudut
rumah. Aku hanya menangis tersedudu seakan
tak ada lagi yang dapat terfikirkan di dunia ini.
Semenjak
saat itu bapak ku enggan berbicara kepada ku.yang bembuat ku sedih tak karuan.
Ini adalah hari ketiga aku tak masuk kuliah.aku hanya termenung di kamar tak
ada yang dapat di lakukan.”Tuhan apakah ini sudah menjadi suratan takdir bagi
ku”teriak ku dalam hati.
Aku termenung
sepanjang malam di kamar yang gelap hanya pemikiran negatiflah yang menemani
diriku. Tak kusangka hp ke bergetar dengan tiba tiba terlihat dilayar itu nama
leleki yang telah membuat hidupku jatuh kedalam kenikmatan kehancuran yang
terdalam.
“halo,ris”terdengar
suara dari hp setelah u menerima panggilan.
“halo”jawab
ku
“kenapa
kau tak masuk kuliah seminggu ini,apakah kau sakit?”tanyanya
“bukan
hanya sakit yang kurasakan bahkan kehancuran yang tak dapat tertepis
lagi”jawabku
“apa
yang kau maksudkan saying?”tanyanya dengan nada santai nan bingung
“sayang??
Tolong buktikan kata-kata mu itu bajingan”dengan nada setengah berteriak dan
isak tangis yang tak terbendung lagi.
“…….(terdiam
tanpa kata)”
“kenapa
kau diam bajingan, apakah kau pantas menjadi lelaki,karena kau aku merasakan
kehancuran….”lanjutku
Tetapi
panggilannya telah diputus olehnya.
“aaaaaaaaaaa”teriak
ku kulempar ku hp ku kesembarang tempat.
Tangis
ku tak terbendung lagi sepanjang malang”tuhan haruskah aku mati dalam dosa yang
ku perbuat….Tuhan…tolong bantu hamba mu ini”isak ku dalam tangis.
Pagi
yang cerah terulang lagi di hari ini
Tapi
hatiku selalu kelam……ingin ku keluar dari kamar tapi ku urungkan niat
ku..karena kutak punya alasan tuk hidup lagi..
Suara
keras terdengar dari luar kamar……
“untuk
apa kaumu dating ke sini bajingan”teriak bapak
Ku lari
ke luar kamar. Setibanya di ruang tamu,,tampaklah memar di sisi wajahnya.
“japar??...”ucap
ku…ya..benar yang kalian pikirkan japarlah nama lelaki bajingan di panggialn hp
ku.
Aku
tercenggang ternyata lelaki ini punya nyali juga.
“Ris aku
akan bertanggung jawab atas mu”ucapnya dengan keduanya matanya menatap ku
dalam.
“apa kau
bilang…bagaimana kau bisa menafkai putrid ku bajingan, apakah kau sudah
memiliki uang untuk menafkainya?” Tanya bapak ku dengan nada marah
“bapak
ku mohon…aku ingin menyelesaikan kuliah ku…aku sudah semester 8 sekarang
…selangkah lagi aku akan wisuda pak”sujudku di depan bapak ku.
“hei
bajingan apakah kau sudah dengar yang dikatakan putrid ku, sanggupkah kau
membiayai kuliah nya”
“utunk
saat ini tidak”ucapnya
to be continued..........
ccjs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar